Tepat di poros Jl. Ijen terdapat monumen setinggi 7 meter dengan bunga melati di puncaknya. Monumen ini adalah bentuk penghargaan terhadap sekolah darurat awal pembentukan TKR, Tentara Keamanan Rakyat (sekarang TNI) di daerah, yang diberi nama Sekolah Tentara Divisi VIII, tahun 1946 nama Divisi VIII berganti nama menjadi Sekolah Tentara Divisi VII Suropati dengan simbol melati. Di Malang sekolah ini lebih dikenal dengan nama sekolah Kadet Malang, karena siswanya biasa disebut dengan kadet. Gagasan pendirian sekolah ini berawal dari Kepala Staf Operasi Divisi VIII, Mayor Mutakad Hurip setelah beliau pulang dari pertempuran di Surabaya yang pertama, sebelum meletus pertempuran kedua 10 November 1945. Pembukaannya diumumkan oleh Mayor Jenderal Imam Sujai selaku Komandan Divisi VIII pada awal bulan November 1945. Ditegaskan lulusan sekolah tentara Divisi VII Malang sama dan sederajat dengan akademi militer di Jogyakarta. Istilah ‘Perwira’ pengganti Opsir dan istilah ‘Taruna’ pengganti Kadet diakui Nasional terlahir dari Malang karena Kota Malang dalam bidang istilah bahasa memang selangkah lebih maju, hal ini dapat dilihat pada syair lagu mars kadet Malang yang berjudul ‘Mars Taruna Perwira’ (Moehkardi, 1979:192). Sekolah Tentara mula-mula menempati bekas gedung Meisjes HBS, beberapa bulan kemudian pindah ke gedung Eropees che Lagere School (Susteran Cor Jesu), dan setelah sekolah ini benar-benar tidak mampu menampung peminat, pindah ke bekas Asrama Marine Belanda di Jl. Andalas, komplek Angkatan Laut sampai tahun 1947.
Sumber: Dwi Cahyono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar